Kamis, 26 Maret 2015

Filled Under:

Jangan Asal Mengucapkan Suudzon atau Husnudzon

BANYAK orang Indonesia asal mengucapkan sebuah kata, tanpa memahami apa makna kata itu yang sesungguhnya. Antara lain bisa terjadi salah pemahaman atau kekurangpemahaman tentang sebuah kata itu. Sebuah kata memang bisa bersifat multi tafsir atau multi persepsi. Tiap orang bisa mengartikan sebuah kata dalam konteks dan pengertian yang berbeda. Tidak tahu bagaimana menempatkan sebuah kata itu pada konteks yang benar.

Apakah suudzon itu?
Secara umum, suudzon adalah sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah ataupun suatu keadaan.

Apakah husnudzon itu?
Secara umum husnudzon adalah sikap seseorang yang berprasangka baik terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah ataupun suatu keadaan.

Ada beberapa macam suudzon?
Secara umum ada tiga macam suudzon
1.Suudzon penuh
2.Suudzon bertahap
3.Suudzon sebagian

Ad.1.Suudzon penuh
Yaitu berprasangka buruk penuh. Memastikan bahwa orang yang belum dikenalnya atau baru dikenalnya pasti orang jahat.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A tidak percaya dan oleh karena itu Si A tidak mau menyimpan uangnya di koperasi tersebut.
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat
Logikanya:
Si  A berprasangka: “Si B pasti orang jahat!”

Ad.2.Suudzon bertahap
Yaitu berprasangka buruk bertahap. Belum memastikan bahwa orang yang belum dikenalnya atau baru dikenalnya pasti orang jahat.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A belum percaya penuh. Oleh karena itu Si A menyimpan uangnya dengan jumlah yang sedikit sambil melihat perkembangan lebih lanjut.
Logikanya:
Si A berpikir:”Apakah Si B orang jahat?”
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat

Ad.3.Suudzon sebagian
Yaitu berprasangka buruk sebagian, tetapi sebagian juga berprasangka baik.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A menunggu kepastian terlebih dulu. Oleh karena itu Si A tidak menyimpan uangnya sebelum ada kepastian baik/jahatnya Si B dalam mengelola koperasi itu.
Logikanya:
Si A berpikir:”Mungkin Si B berperilaku buruk. Mungkin Si B berperilaku baik”.
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat

Ada beberapa macam husnudzon?
Secara umum ada tiga macam husnudzon
1.Husnudzon penuh
2.Husnudzon bertahap
3.Husnudzon sebagian

Ad.1.Husnudzon penuh
Husnudzon penuh Yaitu berprasangka baik penuh. Memastikan bahwa orang yang belum dikenalnya atau baru dikenalnya pasti orang baik.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A  percaya 100% dan oleh karena itu Si A mau menyimpan uangnya di koperasi tersebut dalam jumlah yang cukup besar.
Logikanya:
Si  A berprasangka: “Si B pasti orang baik!”
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat

Ad.2.Husnudzon bertahap
Yaitu berprasangka baik bertahap. Belum memastikan bahwa orang yang belum dikenalnya atau baru dikenalnya pasti orang baik.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A  percaya dan oleh karena itu Si A mau menyimpan uangnya di koperasi tersebut dalam jumlah sedikit.
Logikanya:
Si A berpikir:”Apakah Si B orang baik?”
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat

Ad.3.Husnudzon sebagian
Yaitu berprasangka baik sebagian, tetapi sebagian juga berprasangka buruk.
Contoh:
Ada sebuah koperasi simpan pinjam. Pengelolanya seorang ustadz yang sudah empat kali naik haji.
Si A berprasangka buruk karena sudah banyak kasus koperasi simpan pinjam yang menipu. Walaupun Si B (pengelola koperasi tersebut) seorang ustadz, namun Si A percaya dan oleh karena itu Si A  mau menyimpan uangnya di koperasi tersebut sesudah ada kepastian koperasi tersebut memang jujur dan baik.
Logikanya:
Si A berpikir:”Mungkin Si B berperilaku baik. Mungkin Si B berperilaku buruk”.
Faktanya:
Ada dua kemungkinan:
-Ternyata Si B orang baik-baik atau
-Terbukti Si B orang jahat

Kesimpulan

1-Suudzon penuh maupun husnudzon penuh:
   Merupakan sikap spekulatif. Tidak ada sikap waspada maupun hati-hati. Sangat apriori. Sikap  
   terburuk.
2.Suudzon bertahap maupun husnudzon bertahap:
   Merupakan sikap waspada dengan resiko sedang dan sedikit spekulatif. Semi aposteriori. Sikap 
   sedang.
3.Suudzon sebagian maupun husnudzon sebagian:
   Merupakan sikap hati-hati dengan resiko kecil dan tidak bersikap spekulatif karena didukung 
   data-data atau fakta-fakta nyata. A posteriori. Sikap terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Rohis SMK Negeri 1 Depok (RHISAD).

Designed by MediaIslami | MEDIARHISAD